UJI KANDUNGAN PROTEIN SERISIN KOKON Antheraea sp. (FAMILI SATURNIIDAE)

ABSTRAKSI

Oleh:
Ari Fauzi 05640028



Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar protein serisin kokon Antheraea sp menggunakan metode Lowry. Metode Lowry digunakan karena protein serisin merupakan protein yang larut dalam air sehingga metode analisis protein yang digunakan adalah metode analisis protein terlarut.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01-11 September 2009, sedangkan pengambilan sampel dilaksanakan sejak bulan Juni-Agustus 2009. Uji kandungan protein serisin kokon Antheraea sp. dilaksanakan di Laboratorium Biologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Berdasarkan hasil uji kandungan protein serisin kokon Antheraea sp. diketahui bahwa rata-rata kokon mengandung + 12 % protein serisin. Pengaruh lingkungan diduga mempengaruhi kandungan serisin kokon Antheraea sp. ini. Kandungan ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan serisin kokon Bombyxmori L yang mencapai + 25 %. Hal ini disebabkan oleh pemeliharaan dan pengontrolan faktor lingkungan selama siklus hidup Bombyx mori L berlangsung.
Penelitian lebih lanjut masih harus terus dilanjutkan untuk pengembangan sutera liar yang banyak tersebar di wilayah Indonesia.

Kata Kunci: Protein serisin, kokon, sutera liar.

UJI KANDUNGAN PROTEIN PADA KROTO DARI TIGA PASAR DI WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA



ABSTRAK


Kroto merupakan pakan alami burung berupa anak atau telur semut rangrang (Oecophylla smaragdina). Beberapa burung yang menyukai kroto adalah cucakrawa, bubut, ekek, jalak putih, culak-culik, kacer madi, kutilang, dan murai batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan protein pada kroto yang diambil dari tiga pasar di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Pasar Ngasem, Imogiri dan Pasar Telo Karangkajen.
Penelitian ini menggunakan Metode Kjeldahl. Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga  menghasilkan ammonium sulfat. Setelah ditambah dengan alkali kuat, ammonia yang terbentuk didestilasi uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan selanjutnya ditetapkan secara titrasi.
Hasil penelitian menujukkan bahwa kroto dari pasar Imogiri memiliki kandungan protein tertinggi (11,05%) di bandingkan dengan kroto dari pasar Ngasem (9,84%) dan Pasar Telo Karangkajen (7,28%).

Kata Kunci : Kroto, Kandungan Protein, Metode Kjeldahl